Asal Usul Sejarah Kota Bangkalan Pulau Madura
telah diceritakan bahwa Ki Ario Mengo telah membuka hutan di selatan Pulau Madura dan mendirikan Keraton Lawangan Daja, maka diartikel kali ini Ambang Inside akan meneruskan tentang keturunan dari Ki Ario Mengo. Ki Ario Mengo memiliki seorang puteri tunggal yang bernama Nyi Banu. Nyi Banu tumbuh menjadi gadis yang rupawan dan cerdas dan diharapkan oleh Ki Ario Mengo dapat menggantikan kedudukannya setelah ia wafat. Untuk itu, sejak kecil Nyi Banu dididik dengan penuh kasih sayang oleh Ki Ario Mengo. Maka tidak mengherankan bila perilaku dan keluhuran budi Nyi Banu sangat mirip dengan ayahnya tersebut. Nyi Banu bukan hanya disegani oleh rakyat biasa, tetapi juga oleh pejabat Keraton Lawangan Daja. Setelah Ki Ario Mengo wafat, Nyi Banu naik tahta dengan gelar Ratu Pawelingan atau Ratu Pawekasan. Oleh karena Nyi Banu merupakan satu-satunya putri yang menggantikan ayahnya ketika itu, maka tidak saja namanya sangat masyhur, tetapi juga keratonnya. Keraton Lawangan Daja ini kemudian hari dikenal dengan nama Keraton Pamekasan. Tidak sia-sialah Ki Ario Mengo mendidik putrinya karena ternyata Nyi Banu dapat memimpin rakyatnya dengan baik dan sukses. Bidang pertanian dan perdagangan di Keraton Lawangan Daja maju dengan pesat. Banyak saudagar yang mengadakan hubungan dagang antar pulau menyinggahkan kapalnya di pantai Talang.
Kek Lesap Mengabdi Kepada Raja Bangkalan (Awal Pamekasan)
Syahdan, diceritakan bahwa penggantian nama Pawelingan menjadi Pamekasan sebenarnya berasal dari cerita Kek Lesap. Sebenarnya Kek Lesap adalah putra selir Pangeran Cakraningrat V, yaitu Raja Bangkalan. Tetapi malang, ia tidak diakui sebagai anak kandungnya. Sungguhpun demikian, ia memaksakan dirinya untuk mengabdi kepada ayahandanya. Ia dijadikan juru rawat kuda di keraton Bangkalan. Setiap hari ia harus menyiapkan kuda untuk Kompeni Belanda. Darah pahlawan yang mengalir di sekujur tubuhnya mulai menggelegak. Pikiran sehatnya dan hati nuraninya tidak dapat menerima kerjasama dengan kompeni Belanda yang dilakukan oleh ayahnya. Agar ia tidak selalu melihat hal yang menyinggung perasaannya, ia sering meninggalkan keraton Bangkalan untuk mengaji. Oleh karena ia adalah anak yang cerdas, maka Kek Lesap dijadikan pembantu oleh kiainya. Pengalaman pahit di keraton ayahandanya itu selalu membayangi hidupnya. Begitu juga tingkah laku, sikap dan tindakan Kompeni Belanda terhadap ayahandanya selalu mengusik perasaannya. Agar cita-citanya itu tercapai, ia bertapa di Gunung Gegger di daerah Arosbaya, untuk mendapatkan kekuatan batin.
Kek Lesap Bertapa di Gunung Payudan Sumenep
Setelah sekian lama di sana, kemudian ia pindah ke Gunung Payudan di daerah Guluk-guluk, Sumenep. Di tempat yang baru ini, sekian bulan lamanya ia tidak keluar. Ia menyatukan dirinya dengan Yang Maha Pencipta, dengan jalan melupakan makan, minum dan tidur. Tuhan mengabulkan permohonan orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian pula kepada Kek Lesap diberikan kekuatan batin. Selain itu, ia memperoleh senjata ampuh sebangsa celurit kecil yang ia namakan Kodhi’ Crangcang. Dengan senjata yang bernama Kodhi’ Crangcang tersebut Kek Lesap merasa mampu melawan Kompeni Belanda yang telah menguasai para bupati di seluruh Madura. Lagipula ia tidak merasa khawatir melawan senjata Kiai Nenggala milik ayahnya. Setelah Kek Lesap turun dari pertapaannya, ia mempengaruhi penduduk Guluk-guluk dan sekitarnya untuk menyerang Kompeni Belanda dan Keraton Sumenep.
Kek Lesap Menguasai Keraton Sumenep (Kisah Pamekasan)
Mendengar maksud Kek Lesap itu, Raden Alza yang bergelar Pangeran Cokronegoro III, yaitu Raja Sumenep merasa khawatir untuk melawannya. Oleh karena itu, ia lari meloloskan diri (lolos bahasa Madura) untuk meminta perlindungan kepada Kompeni Belanda di Surabaya. Lolosnya itulah yang menyebabkan ia terkenal dengan sebutan Pangeran Lolos. Di Sumenep tidak ada perlawanan sedikit pun, sehingga Kek Lesap dapat menguasai Keraton Sumenep dengan mudah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1750. Dari laporan Raden Alza itu, kompeni Belanda mengetahui bahwa Kek Lesap telah memberontak terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu, seluruh kekuatan kompeni Belanda di pusatkan di Madura Barat. Dari Sumenep, keesokan harinya pasukan Kek Lesap menuju ke arah barat. Kebetulan bupati Adikoro IV sedang pergi melaporkan ke Semarang dan dalam perjalanan pulang, ia singgah di rumah mertuanya, yaitu Pangeran Cakraningrat V. Ia hanya berpesan kepada patihnya yang bernama Raden Ashar, agar memberitahukan kepada mertuanya bahwa daerah kekuasaan Raden Alza telah ditaklukkan. Dari pesan (bahasa Jawa: wekasan) inilah agaknya kata Pawekasan menjadi Pamekasan.
Nyi Banu Menikah Dengan Ki Ario Pramono
Kembali kepada cerita mengenai Nyi Banu, ratu rupawan yanga memerintah Pamekasan itu, banyak menarik perhatian penguasa di Pulau Madura. Mereka ingin mempersunting Nyi Banu untuk menjadi isteri. Padahal sejak Nyi Banu masih remaja, hatinya sudah terpikat oleh Ki Ario Pramono, yaitu Kami Tuwo di Madegan, Keraton Sampang. Begitu juga dengan Ki Ario Pramono, meskipun banyak gadis yang mendekati untuk memikatnya, ia tidak menghiraukannya. Bagi Ki Ario Pramono, hanya Nyi Banulah yang menjadi idaman hatinya, hingga akhirnya mereka menjadi suami isteri. Pesta perkawinan Nyi Banu dan Ki Ario Pramono berlangsung selama 40 hari 40 malam. Rakyat Pamekasan sangat bergembira karena junjungannya sudah mempunyai pendamping setia untuk bersama-sama memimpin Keraton Pamekasan dan Madegan. Perkawinan Nyi Banu dan Ki Ario Pramono rupanya juga berfungsi memperkuat kedudukan Dinasti Majapahit di Madura. Semasa Nyi Banu bersama Ki Ario Pramono memerintah, terjadilah peristiwa yang menggelisahkan keturunan Majapahit yang ada di Madura, karena Kerajaan Majapahit runtuh. Mahkota kerajaannya diboyong ke Mataram. Meski demikian, semua penguasa di Madura termasuk Ratu Nyi Banu dan Ki Ario Pramono tidak mau tunduk kepada Mataram. Hal ini kelak mengakibatkan hancurnya wangsa (dinasti) Majapahit di Madura. S
Mengenal Karapan Sapi, Tradisi Khas Masyarakat Madura
Jakarta - Karapan Sapi adalah perlombaan pacuan sapi . Tradisi ini merupakan ciri khas masyarakat Madura.
Budaya khas suku Madura ini digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September. Lalu akan dilombakan lagi untuk final pada akhir September atau Oktober.
Biasanya, final diadakan di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan piala bergilir presiden yang saat ini berganti menjadi piala gubernur.
Karapan Sapi termasuk salah satu jenis kesenian, olahraga, atau permainan tradisional yang rutin dilakukan masyarakat Pulau Madura. Ada dua versi mengenai asal-usul kata Kerapan atau Karapan, dilansir situs Kemdikbud.
Pertama, istilah Kerapan berasal dari kata Kerap atau Kirap yang artinya berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong. Sedangkan versi kedua yakni Kerapan berasal dari bahasa Arab Kirabah yang artinya persahabatan.
Pada perlombaan tersebut, sepasang sapi menarik sejenis kereta dari kayu tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi itu. Pasangan sapi dipacu untuk adu cepat melawan pasangan-pasangan lain.
Trek pacuan biasanya sekitar 100 meter dan lomba berlangsung sekitar sepuluh detik hingga satu menit.
Tak hanya perlombaan, Karapan sapi menjadi ajang pesta rakyat dan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura. Bahkan status sosial pemilik sapi karapan terangkat jika sapinya menjadi juara.
Pasalnya, hewan ini sering dijadikan bahan investasi dengan cara dilatih dan dirawat sebelum bertanding. Dengan begitu, sapi karapan akan menjadi sehat, kuat, dan bisa memenangi perlombaan.
Biaya seekor sapi karapan cukup besar, bisa sampai Rp 4 juta per pasang untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Seringkali sapi karapan diberi aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terutama menjelang diadu di arena perlombaan.
Lomba Karapan Sapi terdiri dari beberapa jenis, mulai dari Karapan kecil tingkat kecamatan, hingga Karapan tingkat karesidenan yang diikuti oleh para juara tiap wilayah dan menjadi puncak acara.
Lomba Karapan Sapi pun banyak melibatkan pihak di masyarakat. Di antaranya pemilik sapi pacuan, tukang tongko yang bertugas mengendalikan sapi pacuan di atas kaleles, tukang tambeng yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas, tukang gettak yang menggertak sapi agar saat diberi aba-aba dapat melesat cepat, tukang tonja yang menarik dan menuntun sapi, serta tukang gubra yang bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi pacuan.
Sebelum Karapan sapi dimulai, pasangan-pasangan sapi diarak mengelilingi arena pacuan dengan iringan gamelan Madura. Selain untuk melemaskan otot-otot sapi, proses ini menjadi arena pamer keindahan pakaian dan hiasan dari sapi yang berlomba. Setelah parade selesai, barulah pakaian dan seluruh hiasan dibuka.
Setelah itu, lomba pertama dimulai untuk menentukan klasemen peserta. Pada babak ini, peserta akan mengatur strategi agar sapi pacuan mereka masuk ke kelompok 'atas' agar pada babak selanjutnya (penyisihan), bisa berlomba dengan sapi pacuan kelompok 'bawah'.
Kemudian ada babak penyisihan pertama, kedua, ketiga, dan keempat atau babak final. Dalam babak penyisihan ini, permainan memakai sistem gugur. Jadi, sapi-sapi pacuan yang sudah kalah tidak bisa mengikuti pertandingan babak selanjutnya.
Sedangkan sapi pacuan yang menjadi pemenang akan berhadapan lagi dengan pemenang dari pertandingan lainnya. Begitu seterusnya hingga tersisa satu sapi karapan sebagai pemenang.
Jika diperhatikan, Karapan sapi tak sekadar perlombaan, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti kerja keras, kerja sama, sportivitas, persaingan, dan ketertiban.
Keindahan Obyek Wisata Bukit Jaddih Socah Di Madura Bangkalan
Di rekomendasikan untuk berkunjung disni, Kana Obyek wisata bukit jaddih akan membuat manja mata anda, Mulai dari hamparan kapur yang berwarna putih layaknya seperti salju, di tambah dengan ke indahan lukisan pahat yang tidak akan bisa anda temukan di tempat lainya
Selain anda di manjakan oleh hamparan kapur yang berwarna putih, anda juga akan di manjakan dengan pemandangan kota bangkalan yang bisa langsung anda lihat dari atas bukit jaddih, Tak hanya menyediakan pemandangan saja
Di bukit jaddih juga terdapat beberepa wisata lainya seperti wisata kolam renang yang sudah diap dan sangat layak buat anda yang sudah merasa kepanasan dan mau mandi disana
Hayo sudah lihat gambar yang ada di atas itu bukan,,,?
Cobak tebak siapa dia,,? Ya dia gritte agatha yang artis terkenal dan sudah sangat familiar dengan beberapa filmya yang sudah banyak tayang di tv indonesia
Kalau gritte agatha saja penasaran dan ingin berkunjung ke bukit jaddih madura bangkalan, masak kalian ngak mau kesana? Ayo buruan yang mau kesana, lumayan loh buat tambahan album foto anda di instagram
Bukit Jaddih Madura kota Bangkalan
Untuk yang petama yang saya bahas mengenai bukit jaddih ini adalah ke indahan di bukitnya, Yah namya juga bukit, walau pada dasarnya wisata ini adalah wisata yang bekas penambangan batu bata tapi tetap saja yang namanya ke indahan alamnya tidak bisa kita remehkan begitu saja1. Bukit jaddih di bangkalan
Tapi jika anda berada di bukit kapur yang ada di madura ini, anda akan di manjakan dengan pemandangan putihnya galian kapur yang dengan hiasan pahat yang akan memanjakan mata anda
2. Danau Kumbolo
Dikaranakan galian yang sudah terlalu dalam dan menjadikan lubang yang besar hingga pada ahirnya di musim hujan bukit tersebut akan dengan sendirinya akan berikan air di karnakan hujan yang turun dan air yang tidak bisa mengalir3. Kolam rengan
Bukit Jaddih Di Bangkalan Madura Bagus Buat Foto pre wedding
Hayo siap yang mau nikahan?mau buat pre wedding yang bagus ? Buat aja di bukit jaddih madura ini, selain anda mendapatkan wisata dengan pemandangan yang indah, Anda juga bisa mendapatkan foto pre wedding yang sangat bagus
Penasaran sperti apa orang orang yang telah membuat foto priwedding di bukit jaddih ini, Bagi anda yang tidak sabar untuk melihat gambar foto pre wedding di bukit jaddih simak gambar di bawah ini
1. Model pre wedding Di hamparan kapur putih
nah ini nih hasil dari orang yang telah membuat gambar pre wedding, Kalian bisa lihat sendiri kan gimana pesona yang di hasilkan oleh mata kita saat melihat hamparan kapur putih dan terbenamnya matahari
Pasti ngak bakalan malu deh kalau foto seperti di atas kita jadikan gambar pre wedding lu dengan sicalon, malahan kalau anda buat prewedding seperti gambar di atas orang yang melihatnya mungkin bertanya tanya di ambil dari mana foto ini ya ?
2. Mode pre wedding Di Bukit Jaddih Bangkalan
Nah tidak hanya di bagian jalan saja, anda juga masih bisa membuat gambar pre wedding di bagian puncak atas bukit, biar bisa kelehatan smuanya pemandangan, mulai dari pemandangan kapur putih, pemandangan awan hingga pemandangan kolamnya juga kelihatan
Tapi menurut saya sih lokasi foto di atas ini kurang bagus, karna di berfoto di bagian danaunya, yah pada waktu lalau emang iya sih air danaunya tidak kelihatn biru melainkan terlihat warna iju yang berlumut jadi bagi anda yang membuat pre wedding sebaiknya anda ngambil backround yang kelihatan kolamnya saja ya gays
3. Pre wedding di bagian atas bukit
Jika yang pertam hanya kelihaan kapurnya saja, dan yang kedua kelihatan kapur dan bukitnya, dan yang ketiga hanya kelihatan bukitnya saja, Nah ini rekomended baget bagi anda yang menyukai pemandangan pegunungan
Bukit Jaddih Madura BAngkalan Rawan Dengan Begal
Nah ini nih minusnya kalau anda sendang berwisata di bangkalan madura, Yah namanya juga kota yang masih sangat minum dengan penghuni dan masih banyak pengangguran,pasti juga banyak pilihan ya untuk orang orang tertentu dalam mecar nafkah atau uang untuk kebutuhan hidup
Dan perlu di ingat saya tidak memukul rata kalau orang madura adalah orang yang sangat gemar membegal dan gemar carok, Namun itu smua sebenarnya juga sudah pasti ada di stiap kota kota dimanapun anda berada
Hanya saja jika saya pikir di bangkalan ini kan sangat identik dengan caroknya, Jadi untuk istilah begal di sana mungkin akan lebih cepat bumming atau lebih cepat di kenal,
Karna yang orang lain dengan hanyalah pembunuhan dan Kekerasan dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan senajata tajam dan nyawa menjadi taruhanya
Tapi menurut saya pribadi madura tidak terlalu parah amat sperti yang kebanyakan orang tau, Karna saya juga orang madura walau pada kenyataanya sekarang tidak sedang di madura sudah hampir 4 tahun
1. Tips aman dari begal Wisata bukit jaddih
Jadi ada tips bagi anda yang hendak berkunjung ke bukit jaddih ini untuk tidak sendirian atau berdua dengan kawan andayang pertama anda pastikan terlebih dahulu membawa teman minimal 5 orang bagi anda yang di luar madura, atau dari kota lain,yang jelas bukan kota madura, karna plat nomer madura itu sudah pasti palt M, jadi jika anda menggunakan spd motor dengan plat nomer yang lainya sebaikny anda mengajak teman ata krabat anda sampi jumlah 5 untuk menghindari dari begal
2. Jangan terlalu malam
Di madura sangat sedikit jumlah penduduknya, jadi mulai dair jam 3 sore itu sudah pada sepi dan sudah memasuki jam rawan untuk rampok beraksi,rekomendasi bagi anda yang hendak ingin berwisata kesana sebaiknya mulai dari jam 8 hingga jam 3 sore, usahakan di jam jam tersebut, karna di jam jam tersbut juga ada polisi yang mundar madir untuk mengawasi jalanan
3. Jangan terlalu banyak tanya
Ini lagi yang serng terjadi kepada pengunjung yang hendak ingi berwisata di madura, Jangan terlalu bagnyak tanya di jalanan, kodisi di madura sangatlah sepijadi saya rekomendasikan kepada anda tanyakan jalan menuju bukit bukit jaddih madura menggunakan google maps,
Orang madura itu sangat sensitif apalagi di bagian wilaya bukit jaddih, socah, rabasan, disana memang terkenal sama yang namanya begal, jadi jika anda bertanya kepada orang yang salah akan di bisa jadi hal buruk akan menimpa anda
smisal di berikan arah kejalan sepi, supaya kesasaran dan begal dengan sangat leluasa bisa mengusasai anda, dan mengambil smua harta anda, dan hal itu sudah mungkin bisa terjadi jika anda terlalu banyak tanya
Alamat Bukit Jaddih Madura Bangkalan Dari Arah Suramadu
Banyak sekali orang yang menanyakan berapa lama sih perjalanan saya ke bukit jaddih madura, apah jauh atau dekat dari lokasi suramadu, Untuk dari lokasi suramadu bagi yang dari arah luar pulau madura cukup dekatJIka dari arah turun suramadu dan sudah sampai di madura silakan anda lurus -> Perapatan pertama pada lampu merah anda belok kiri hingga mentok -> belok kanan -> Lurus saja terus dan lihat kesebelah kiri jalan hingga menjumpai plang atau arah ke bukit jeddih
Untuk lebih jelasnya silakan anda lihat pada peta lokasi wisata madura.
Keindahan & Legenda Air Terjun Toroan Sampang
Air Terjun Toroan berada di tepi Pantai Nepa, inilah mengapa alirannya langsung menuju laut. Dan di Madura, hanya air terjun inilah yang berlokasi di tepi pantai. Air terjun yang memiliki ketinggian 20 meter ini sangatlah mempesona.
Dinding tebing air terjun berwarna kuning keemasan, berpadu dengan jernihnya air terjun. Air terjun akan semakin indah terlihat saat sedang pasang. Ditambah lagi, deburan ombak yang beradu dengan suara air terjun, begitu riuh bersahutan.
di Makam Muhammad Syaikhona Kholil Bangkalan
Semasa hidupnya, Kyai Muhammad Kholil tidak hanya banyak menimba ilmu di pesantren di Indonesia melainkan juga di jazirah Arab. Cerita-cerita dari beliau saat menimba ilmu lah yang banyak dipakai oleh berbagai pesantren sebagai inspirasi dan motivasi.
Beliau wafat di umur yang sangat senja yaitu tepatnya umur 106 tahun pada tanggal 29 Ramadhan 1341 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 14 Mei 1923 Masehi dan dimakamkan di pemakaman umum desa Martajasah, sebuah desa di sisi barat kota Bangkalan.
Karena karomahnya yang terkenal inilah makam beliau banyak dikunjungi para peziarah dari dalam maupun dari negeri tetangga. Tercatat hampir tiap hari sekitar ratusan orang bisa mendatangi Makam Muhammad Syaikhona Kholil.
Masjid yang dibangun pada pertengahan tahun 2005 tepat di samping pesantrennya ini semenjak selesai dibangun telah menjadi salah satu ikon wisata religi yang sangat terkenal di pulau Madura. Di area pemakaman tersebut juga ada beberapa makam lain yang bisa anda ziarahi, yaitu makam dari ayahanda Muhammad Kholil, Abdul Latif yang terletak 100 meter dari makam Kyai Kholil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar